Followers

Senin, 30 Maret 2015

Sastra Melayu Klasik adalah sastra lama yang lahir pada masyarakat lama atau tradisional yakni suatu masyarakat yang masih sederhana dan terikat oleh adat istiadat.

Sifat Sastra Melayu Klasik :
Komunal, milik bersama
Anonim, umumnya tidak diketahui pengarangnya
Kurang dinamis, perubahannya sangat lamban jika dilihat dari sudut pandang masyarakat sekarang.
Kurang rasional, kejadian-kejadian yang digambarkan tidak masuk akal.
Istana Sentris, isi ceritanya berkisar pada kehidupan keluarga lingkungan istana.
Didaktis, memberikan pendidikan kepada pembaca baik secara moral maupun religius.
Simbolis, cerita yang disajikan dalam bentuk perlambang.
Tradisional, mempertahankan kebiasaan atau adat istiadat
Klasik imitatif, kebiasaan tiru-meniru yang turun-menurun.
Universal, dapat berlaku dimana saja, kapan saja, siapa saja.

Unsur-unsur Intrinsik Dalam Sastra Klasik Melayu
Sastra Kelasik Melayu memiliki unsur-unsur intrinsik yaitu Tema, Alur, Latar, Penokohan/Perwatakan dan Amanat.

Karakteristik atau Ciri-ciri Khusus Sastra Klasik Melayu
Dimulai dengan menceritakan asal-muasal tokoh utama.
Tokoh utama hidup ditengah-tengah rakyat atau merakyat.
Diceritakan secara lisan dari mulut ke mulut.
Tidak diketahui tahun awal munculnya cerita.
Tidak diketahui siapa pengarangnya.
Umumnya dimulai dengan kata-kata "hatta, syahdan, arkian, alkisah, atau sebermula".
Sangat kental dengan pengaruh Islam.

Jenis-jenis Satra Klasik Melayu
FABEL
Fabel adalah suatu cerita atau dongeng yang pelakunya binatang yang berprilaku seperti manusia.
Contoh: Dongeng Si Kancil Mencuri Ketimun

Pada saat itu disebuah hutan dekat pemukiman hidup se ekor hewan bernama kancil, dia adalah se ekor hewan yang cerdik, pintar dan cerdas, namun karena cuaca sangat cerah, angin berhembus sepoi-sepoi dan alunan ranting dan dedaunan membuat si kancil menjadi ngantuk dan tertidur pulas. pada beberapa saat kemudian ada suara hewan yang ramai berlari-larian dan ber teriak-teriak sehingga membangunkan si kancil.

"Ayo cepat lari.... selamatkan dirimu ada bencana datang...!!!!" suara hewan lain berteriak-teriak panik, si kancilpun kaget, kancil mendengar suara itu semakin lama semakin mendekat kearah kancil dan kemudian kancil melihat se ekor kambing dan bertanya kancil pada si kambing "hae kambing... ada apa kamu berlari-larian seperti itu?" jawab kambing "ada kebakaran hutan cil... ayo cepat lari mencari tempat yang aman".

Kancil pun tanpa berfikir panjang terus berlari dengan kencang dan mendahului rombongan hewan yang ber lari lebih dulu. Setelah berlari dengan kencang, perasaan kancil tidak enak dan berhenti sejenak lalu berkata "Lho... dimana hewan-hewan yang lain..??" ternyata kancil sudah berlari sangat jauh dan terjauh dari musibah dan sampai pada suatu daerah yang tidak dikenal oleh kancil "wah... aku sekarang ada di daerah mana ya... aku kok gak kenal daerah ini... " dengan wajah lesu dan nafas ter engah-engah akhirnya kancil beristirahat. setelah hilang rasa capeknya, kancil berjalan-jalan untuk melihat situasi di sekeliling daerah yang baru di kenalnya itu.

Tak lama kemudian terdengar "krucuk... krucuk... krucuk..." dan kancil pun berhenti dan mendengarkan dengan teliti, ternyata suara itu berasal dari perut sikancil. si kancil bingung "ow.. ternyata itu suara dari perutku, wah.. aku harus nyari makan nih..." si kancil pun berusaha untuk mencari makan, dan akhirnya si kancil tiba di sebuah pinggir hutan.

Di pinggir hutan itu mata kancil melotot sambil berkata dalam hati "wow...!!!!!" ternyata kancil melihat sebuah ladang dengan tanama sayur mayur yang hijau dan segar. Segera kancil mendekat kesebuah ladang itu, semakin mendekat kancil melihat ada sebuah tanaman kesukaanya yaitu mentimun, "Wah.. pucuk di cinta ulam pun tiba.." berkata kancil dalam hati. Dengan muka lesu dan perut keroncongan kancil pun segera mengambil makanan kesukaanya , "Huh.... Enak....!!!" kata kancil sambil mengelus perutnya yang kenyang.

LEGENDA
Legenda adalah cerita yang dikaitkan dengan kepercayaan suatu daerah tentang asal muasal terjadinya sesuatu.
Contoh: Di wilayah Sumatera hiduplah seorang petani yang sangat rajin bekerja. Ia hidup sendiri sebatang kara. Setiap hari ia bekerja menggarap lading dan mencari ikan dengan tidak mengenal lelah. Hal ini dilakukannya untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

Pada suatu hari petani tersebut pergi ke sungai di dekat tempat tinggalnya, ia bermaksud mencari ikan untuk lauknya hari ini. Dengan hanya berbekal sebuah kail, umpan dan tempat ikan, ia pun langsung menuju ke sungai. Setelah sesampainya di sungai, petani tersebut langsung melemparkan kailnya. Sambil menunggu kailnya dimakan ikan, petani tersebut berdoa,“Ya Alloh, semoga aku dapat ikan banyak hari ini”. Beberapa saat setelah berdoa, kail yang dilemparkannya tadi nampak bergoyang-goyang. Ia segera menarik kailnya. Petani tersebut sangat senang sekali, karena ikan yang didapatkannya sangat besar dan cantik sekali.

Setelah beberapa saat memandangi ikan hasil tangkapannya, petani itu sangat terkejut. Ternyata ikan yang ditangkapnya itu bisa berbicara. “Tolong aku jangan dimakan Pak!! Biarkan aku hidup”, teriak ikan itu. Tanpa banyak Tanya, ikan tangkapannya itu langsung dikembalikan ke dalam air lagi. Setelah mengembalikan ikan ke dalam air, petani itu bertambah terkejut, karena tiba-tiba ikan tersebut berubah menjadi seorang wanita yang sangat cantik.

“Jangan takut Pak, aku tidak akan menyakiti kamu”, kata si ikan. “Siapakah kamu ini? Bukankah kamu seekor ikan?, Tanya petani itu. “Aku adalah seorang putri yang dikutuk, karena melanggar aturan kerajaan”, jawab wanita itu. “Terimakasih engkau sudah membebaskan aku dari kutukan itu, dan sebagai imbalannya aku bersedia kau jadikan istri”, kata wanita itu. Petani itupun setuju. Maka jadilah mereka sebagai suami istri. Namun, ada satu janji yang telah disepakati, yaitu mereka tidak boleh menceritakan bahwa asal-usul Puteri dari seekor ikan. Jika janji itu dilanggar maka akan terjadi petaka dahsyat.

Setelah beberapa lama mereka menikah, akhirnya  kebahagiaan Petani dan istrinya bertambah, karena istri Petani melahirkan seorang bayi laki-laki. Anak mereka tumbuh menjadi anak yang sangat tampan dan kuat, tetapi ada kebiasaan yang membuat heran semua orang. Anak tersebut selalu merasa lapar, dan tidak pernah merasa kenyang. Semua jatah makanan dilahapnya tanpa sisa.

Hingga suatu hari anak petani tersebut mendapat tugas dari ibunya untuk mengantarkan makanan dan minuman ke sawah di mana ayahnya sedang bekerja. Tetapi tugasnya tidak dipenuhinya. Semua makanan yang seharusnya untuk ayahnya dilahap habis, dan setelah itu dia tertidur di sebuah gubug. Pak tani menunggu kedatangan anaknya, sambil menahan haus dan lapar. Karena tidak tahan menahan lapar, maka ia langsung pulang ke rumah. Di tengah perjalanan pulang, pak tani melihat anaknya sedang tidur di gubug. Petani tersebut langsung membangunkannya. “Hey, bangun!, teriak petani itu.

Setelah anaknya terbangun, petani itu langsung menanyakan makanannya. “Mana makanan buat ayah?”, Tanya petani. “Sudah habis kumakan”, jawab si anak. Dengan nada tinggi petani itu langsung memarahi anaknya. "Anak tidak tau diuntung ! Tak tahu diri! Dasar anak ikan!," umpat si Petani tanpa sadar telah mengucapkan kata pantangan dari istrinya.

Setelah petani mengucapkan kata-kata tersebut, seketika itu juga anak dan istrinya hilang lenyap tanpa bekas dan jejak. Dari bekas injakan kakinya, tiba-tiba menyemburlah air yang sangat deras. Air meluap sangat tinggi dan luas sehingga membentuk sebuah telaga. Dan akhirnya membentuk sebuah danau. Danau itu akhirnya dikenal dengan nama Danau Toba.


MITE
Mite adalah cerita yang mempunyai latar belakang sejarah, dipercayai oleh masyarakat sebagai cerita yang benar-benar terjadi, dianggap suci, banyak mengandung hal-hal yang ajaib, dan umumnya ditokohi oleh dewa.
Contoh:  Di suatu masa, hiduplah seorang putri cantik bernama Kadita. Karena kecantikannya, ia pun dipanggil Dewi Srengenge yang berarti matahari yang indah. Dewi Srengenge adalah anak dari Raja Munding Wangi. Meskipun sang raja mempunyai seorang putri yang cantik, ia selalu bersedih karena sebenarnya ia selalu berharap mempunyai anak laki-laki. Raja pun kemudian menikah dengan Dewi Mutiara, dan mendapatkan putra dari perkimpoian tersebut. Maka, bahagialah sang raja.

Dewi Mutiara ingin agar kelak putranya itu menjadi raja, dan ia pun berusaha agar keinginannya itu terwujud. Kemudian Dewi Mutiara datang menghadap raja, dan meminta agar sang raja menyuruh putrinya pergi dari istana. Sudah tentu raja menolak. “Sangat menggelikan. Saya tidak akan membiarkan siapapun yang ingin bertindak kasar pada putriku”, kata Raja Munding Wangi. Mendengar jawaban itu, Dewi Mutiara pun tersenyum dan berkata manis sampai raja tidak marah lagi kepadanya. Tapi walaupun demikian, dia tetap berniat mewujudkan keinginannya itu.

Pada pagi harinya, sebelum matahari terbit, Dewi Mutiara mengutus pembantunya untuk memanggil seorang dukun. Dia ingin sang dukun mengutuk Kadita, anak tirinya. “Aku ingin tubuhnya yang cantik penuh dengan kudis dan gatal-gatal. Bila engkau berhasil, maka aku akan memberikan suatu imbalan yang tak pernah kau bayangkan sebelumnya.” Sang dukun menuruti perintah sang ratu. Pada malam harinya, tubuh Kadita telah dipenuhi dengan kudis dan gatal-gatal. Ketika dia terbangun, dia menyadari tubuhnya berbau busuk dan dipenuhi dengan bisul. Puteri yang cantik itu pun menangis dan tak tahu harus berbuat apa. Ketika Raja mendengar kabar itu, beliau menjadi sangat sedih dan mengundang banyak tabib untuk menyembuhkan penyakit putrinya. Beliau sadar bahwa penyakit putrinya itu tidak wajar, seseorang pasti telah mengutuk atau mengguna-gunainya. Masalah pun menjadi semakin rumit ketika Ratu Dewi Mutiara memaksanya untuk mengusir puterinya. “Puterimu akan mendatangkan kesialan bagi seluruh negeri,” kata Dewi Mutiara. Karena Raja tidak menginginkan puterinya menjadi gunjingan di seluruh negeri, akhirnya beliau terpaksa menyetujui usul Ratu Mutiara untuk mengirim putrinya ke luar dari negeri itu.

Puteri yang malang itu pun pergi sendirian, tanpa tahu kemana harus pergi. Dia hampir tidak dapat menangis lagi. Dia memang memiliki hati yang mulia. Dia tidak menyimpan dendam kepada ibu tirinya, malahan ia selalu meminta agar Tuhan mendampinginya dalam menanggung penderitaan..

Hampir tujuh hari dan tujuh malam dia berjalan sampai akhirnya tiba di Samudera Selatan. Dia memandang samudera itu. Airnya bersih dan jernih, tidak seperti samudera lainnya yang airnya biru atau hijau. Dia melompat ke dalam air dan berenang. Tiba-tiba, ketika air Samudera Selatan itu menyentuh kulitnya, mukjizat terjadi. Bisulnya lenyap dan tak ada tanda-tanda bahwa dia pernah kudisan atau gatal-gatal. Malahan, dia menjadi lebih cantik daripada sebelumnya. Bukan hanya itu, kini dia memiliki kuasa untuk memerintah seisi Samudera Selatan. Kini ia menjadi seorang peri yang disebut Nyi Roro Kidul atau Ratu Pantai Samudera Selatan yang hidup selamanya.



SAGE
Sage adalah cerita yang mengandung sejarah, tetapi juga tidak terlepas dari fantasi dan imajinasi agar lebih menarik.
Contoh:
Suatu saat, hiduplah seorang panglima perang bernama Wire. Ia tinggal di desa Kramuderu. Ia mempunyai seorang anak laki-laki bernama Caadara.
Sejak kecil Caadara dilatih ilmu perang dan bela diri oleh ayahnya. Wire berharap, kelak anaknya bisa menggantikannya sebagai panglima perang yang tangguh.
Tahun berganti. Caadara tumbuh menjadi pemuda yang gagah. Caadara juga tangkas dan cakap. Wire ingin menguji kemampuan anaknya. Karena itulah ia menyuruh pemuda itu berburu di hutan.
Caadara mengumpulkan teman-temannya. Lalu mereka berangkat berburu. Mereka berjalan melewati jalan setapak dan semak belukar. Di hutan mereka menemui banyak binatang. Mereka berhasil menombak beberapa binatang.
Dari hari pertama sampai hari keenam, tak ada rintangan yang berarti untuk Caadara dan anak buahnya. Tapi esok harinya mereka melihat anjing pemburu. Kedatangan anjing itu menandakan bahaya yang akan mengancam.
Caadara dan anak buahnya segera siaga. Mereka menyiapkan busur, anak panah, kayu pemukul, dan beberapa peralatan perang. Mereka waspada.
Tiba-tiba terdengar pekikan keras. Sungguh menakutkan! Anak buah Caadara ketakutan. Tapi Caadara segera menyuruh mereka membuat benteng pertahanan. Mereka menuju tanah lapang berumput tinggi. Tempat itu penuh semak belukar. Di sana mereka membangun benteng untuk menangkis serangan musuh.
Tiba-tiba muncullah 50 orang suku Kuala. Mereka berteriak dan menyerang Caadara dan anak buahnya. Tongkat dan tombak saling beradu. Sungguh pertempuran yang seru. Caadara tidak gentar. Ia memimpin pertempuran dengan semangat tinggi. Padahal jumlah anak buahnya tak sebanding dengan jumlah musuh.
Caadara berhasil merobohkan banyak musuh. Sedangkan musuh yang tersisa melarikan diri.
Betapa kagumnya teman-teman Caadara melihat anak panglima perang Wire. Mereka segan dan kagum padanya. Mereka pulang sambil mengelu-elukan Caadara.
Kampung gempar dibuatnya. Wire sungguh bangga. Ia juga terharu sehingga berlinang air mata. Tak sia-sia latihan yang diberikan pada Caadara.
Kampung gempar mendengarnya. Ayahnya terharu dan berlinang air mata. Pesta malam hari pun diadakan. Persiapan menyerang suku Kuala pun diadakan, karena mereka telah menyerang Caadara.
Esok harinya, Caadara diberi anugerah berupa kalung gigi binatang, bulu kasuari yang dirangkai indah, dengan bulu cendrawasih di tengahnya.
Kemudian masyarakat desa mempelajari Caadara Ura, yaitu taktik perang Caadara. Taktik itu berupa melempar senjata, berlari, menyerbu dengan senjata, seni silat jarak dekat, dan cara menahan lemparan kayu. Nama Caadara kemudian tetap harum. Ia dikenal sebagai pahlawan dari desa itu.

HIKAYAT
Hikayat adalah cerita yang sumbernya berasal dari kisah-kisah kehidupan raja atau dewa.
Contoh: Si Miskin
“SI MISKIN”
Karena sumpah Batara Indera, seorang raja keinderaan beserta permaisurinya bibuang dari keinderaan sehingga sengsara hidupnya. Itulah sebabnya kemudian ia dikenal sebagai si Miskin.
Si Miskin laki-bini dengan rupa kainnya seperti dimamah anjing itu berjalan mencari rezeki berkeliling di Negeri Antah Berantah di bawah pemerintahan Maharaja Indera Dewa. Ke mana mereka pergi selalu diburu dan diusir oleh penduduk secara beramai-ramai dengan disertai penganiayaan sehingga bengkak-bengkak dan berdarah-darah tubuhnya. Sepanjang perjalanan menangislah si Miskin berdua itu dengan sangat lapar dan dahaganya. Waktu malam tidur di hutan, siangnya berjalan mencari rezeki. Demikian seterusnya.
Ketika isterinya mengandung tiga bulan, ia menginginkan makan mangga yang ada di taman raja. Si Miskin menyatakan keberatannya untuk menuruti keinginan isterinya itu, tetapi istri itu makin menjadi-jadi menangisnya. Maka berkatalah si Miskin, “Diamlah. Tuan jangan menangis. Biar Kakanda pergi mencari buah mempelam itu. Jikalau dapat, Kakanda berikan kepada tuan.”
Si Miskin pergi ke pasar, pulangnya membawa mempelam dan makanan-makanan yang lain. Setelah ditolak oleh isterinya, dengan hati yang sebal dan penuh ketakutan, pergilah si Miskin menghadap raja memohon mempelam. Setelah diperolehnya setangkai mangga, pulanglah ia segera. Isterinya menyambut dengan tertawa-tawa dan terus dimakannya mangga itu.
Setelah genap bulannya kandunga itu, lahirlah anaknya yang pertama laki-laki bernama Marakarmah (=anak di dalam kesukaran) dan diasuhnya dengan penuh kasih sayang.
Ketika menggali tanah untuk keperluan membuat teratak sebagai tempat tinggal, didapatnya sebuah tajau yang penuh berisi emas yang tidak akan habis untuk berbelanja sampai kepada anak cucunya. Dengan takdir Allah terdirilah di situ sebuah kerajaan yang komplet perlengkapannya.
Si Miskin lalu berganti nama Maharaja Indera Angkasa dan isterinya bernama Tuan Puteri Ratna Dewi. Negerinya diberi nama Puspa Sari. Tidak lama kemudian, lahirlah anaknya yang kedua, perempuan, bernama Nila Kesuma.
Maharaja Indera Angkasa terlalu adil dan pemurah sehingga memasyurkan kerajaan Puspa Sari dan menjadikan iri hati bagi Maharaja Indera Dewa di negeri Antah Berantah.
Ketika Maharaja Indera Angkasa akan mengetahui pertunangan putra-putrinya, dicarinya ahli-ahli nujum dari Negeri Antah Berantah.
Atas bujukan jahat dari raja Antah Berantah, oleh para ahli nujum itu dikatakan bahwa Marakarmah dan Nila Kesuma itu kelak hanyalah akan mendatangkan celaka saja bagi orangtuanya.
Ramalan palsu para ahli nujum itu menyedihkan hati Maharaja Indera Angkasa. Maka, dengan hati yang berat dan amat terharu disuruhnya pergi selama-lamanya putra-putrinya itu.
Tidak lama kemudian sepeninggal putra-putrinya itu, Negeri Puspa Sari musnah terbakar.
Sesampai di tengah hutan, Marakarmah dan Nila Kesuma berlindung di bawah pohon beringin. Ditangkapnya seekor burung untuk dimakan. Waktu mencari api ke kampung, karena disangka mencuri, Marakarmah dipukuli orang banyak, kemudian dilemparkan ke laut. Nila Kesuma ditemu oleh Raja Mengindera Sari, putera mahkota dari Palinggam Cahaya, yang pada akhirnya menjadi isteri putera mahkota itu dan bernama Mayang Mengurai.
Akan nasib Marakarmah di lautan, teruslah dia hanyut dan akhirnya terdampar di pangkalan raksasa yang menawan Cahaya Chairani (anak raja Cina) yang setelah gemuk akan dimakan. Waktu Cahaya Chairani berjalan–jalan di tepi pantai, dijumpainya Marakarmah dalam keadaan terikat tubuhnya. Dilepaskan tali-tali dan diajaknya pulang. Marakarmah dan Cahaya Chairani berusaha lari dari tempat raksasa dengan menumpang sebuah kapal. Timbul birahi nahkoda kapal itu kepada Cahaya Chairani, maka didorongnya Marakarmah ke laut, yang seterusnya ditelan oleh ikan nun yang membuntuti kapal itu menuju ke Palinggam Cahaya. Kemudian, ikan nun terdampar di dekat rumah Nenek Kebayan yang kemudian terus membelah perut ikan nun itu dengan daun padi karena mendapat petunjuk dari burung Rajawali, sampai Marakarmah dapat keluar dengan tak bercela.
Kemudian, Marakarmah menjadi anak angkat Nenek Kebayan yang kehidupannya berjual bunga. Marakarmah selalu menolak menggubah bunga. Alasannya, gubahan bunga Marakarmah dikenal oleh Cahaya Chairani, yang menjadi sebab dapat bertemu kembali antara suami-isteri itu.
Karena cerita Nenek Kebayan mengenai putera Raja Mangindera Sari menemukan seorang puteri di bawah pohon beringin yang sedang menangkap burung, tahulah Marakarmah bahwa puteri tersebut adiknya sendiri, maka ditemuinyalah. Nahkoda kapal yang jahat itu dibunuhnya.
Selanjutnya, Marakarmah mencari ayah bundanya yang telah jatuh miskin kembali. Dengan kesaktiannya diciptakannya kembali Kerajaan Puspa Sari dengan segala perlengkapannya seperti dahulu kala.
Negeri Antah Berantah dikalahkan oleh Marakarmah, yang kemudian dirajai oleh Raja Bujangga Indera (saudara Cahaya Chairani).
Akhirnya, Marakarmah pergi ke negeri mertuanya yang bernama Maharaja Malai Kisna di Mercu Indera dan menggantikan mertuanya itu menjadi Sultan Mangindera Sari menjadi raja di Palinggam Cahaya.
CERITA JENAKA
Cerita J Pada suatu hari, seorang pengusaha membawa istrinya, bayi mereka yang baru lahir dan perawat dari rumah sakit di mobil Mercedes baru mereka.

Nasib naas, mobil mogok di atas rel dan mereka bisa mendengar klakson kereta berbunyi di kejauhan. Sekarang, pria ini lebih suka mempertaruhkan nyawanya daripada mengakui bahwa ia tidak bisa menangani masalah.

Dia melihat jam tangannya dan berkata dengan tenang, "Sekarang pukul 16:05 dan kereta datang tepat waktu.."

"Bayi kita!" Teriak istrinya. "Ayo keluar!"

Suaminya menjawab sambil membentak, "Apa??! Dan meninggalkan Mercy seharga 1 milyar tanpa asuransi di atas rel??! Jika kalian mau tetap duduk, aku akan mencoba menstarter mobil ini.."

Tapi tak seorang pun duduk, dan kereta mulai terlihat. Semua orang meninggalkan mobil kecuali pengusaha itu. Dia bersandar ke luar jendela dan berteriak kepada istrinya,

"Hei Sayang. Apabila nanti aku terbunuh, kunci lemari besi ada di balik buku Shakespeare dalam ruang kerjaku..."

Masinis, melihat mobil itu dari kejauhan, mencoba mengerem dan berhasil menghentikan kereta 2 meter dari mobil.

"Sialan!" gerutu pengusaha itu, "Sekarang aku harus menemukan tempat persembunyian baru untuk kunci lemari besi!"

cerita rakyat

SI MISKIN YANG TAMAK

Alkisah di Riau pada jaman dahulu kala hiduplah sepasang suami istri yang sangat miskin. Mereka hidup serba kekurangan karena penghasilan mereka tidak bisa mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari. Jangankan untuk membeli lauk pauk, untuk mendapatkan beras pun kadang-kadang harus berhutang pada tetangga. Hidup mereka benar-benar memprihatinkan.

Suatu hari pak Miskin bermimpi. Seorang kakek datang menemuinya dan memberikannya seutas tali.
“Hai Miskin! Besok pergilah merakit dan carilah sebuah mata air di sungai Sepunjung!” kata si kakek yang kemudian menghilang.

Pak Miskin terbangun dengan bingung. “Wahai, mimpi apa aku tadi? Kenapa kakek tadi menyuruhku pergi merakit?” kata pak Miskin dalam hati.

Hari masih pagi, ketika pak Miskin akhirnya memutuskan untuk mengikuti pesan si kakek.
“Tidak ada salahnya mencoba. Siapa tahu aku mendapatkan keberuntungan,” pikir pak Miskin.

Maka pergilah ia dengan menggunakan perahu satu-satunya. Dia terus mendayung di sepanjang sungai sambil mencari mata air yang dimaksud si kakek dalam mimpinya. Tidak berapa lama dilihatnya riakan air di pinggir sungai pertanda bahwa di bawah sungai itu terdapat mata air.
“Hmmm, mungkin ini mata air yang dimaksud,” pikir pak Miskin.

Dia menengok ke kanan dan ke kiri mencari si kakek dalam mimpinya. Namun hingga lelah lehernya, si kakek tidak juga kelihatan.

Ketika dia sudah mulai tidak sabar, tiba-tiba muncullah seutas tali di samping perahunya. Tanpa pikir panjang ditariknya tali tersebut. Ternyata di ujung tali itu terikat rantai yang terbuat dari emas. Alangkah senangnya pak Miskin. Cepat-cepat ditariknya rantai itu.
“Oh, ternyata benar, ini adalah hari keberuntunganku. Dengan emas ini aku akan kaya!,” kata pak Miskin dengan gembira.

Dia menarik rantai itu dengan sekuat tenaga dan mengumpulkan rantai tersebut di atas perahunya. Tiba-tiba terdengar kicau seekor burung dari atas pohon: “Cepatlah potong tali itu dan kembalilah pulang!”

Namun karena terlalu gembira, pak Miskin tidak mengindahkan kicauan burung itu. Dia terus menarik rantai emas itu hingga perahunya tidak kuat lagi menahan bebannya. Dan benar saja, beberapa saat kemudian perahu itu miring dan kemudian terbalik bersama pak Miskin yang masih memegang rantai emasnya.

Rantai emas yang berat itu menarik tubuh pak Miskin hingga terseret ke dalam sungai. Pak Miskin berusaha menarik rantai itu. Namun rantai itu malah melilitnya dan menyeretnya semakin dalam.

Pak Miskin yang kehabisan udara, gelagapan di dalam air. Dengan susah payah dia melepaskan diri dan kembali ke permukaan. Dengan nafas tersengal-sengal dilihatnya harta karunnya yang tenggelam ke dalam sungai. Dalam hati dia menyesal atas kebodohannya. Seandainya dia tidak terlalu serakah pasti kini hidupnya sudah berubah. Tapia pa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur. Dan pak Miskin pun pulang ke rumahnya dengan tangan hampa.

(SELESAI)  

Pesan Moral:

Dari cerita diatas kita mendapat pesan moral yaitu, segala sesuatu itu secukupnya dan tidak berlebihan sesuai apa yang kita butukan. Dan bagaimana pun keadaan kita, kita harus mensyukuri apa yang kita punya. Jangan sampai kita terlena akan suatu hal yang dapat membuat diri kita menjadi egois.

Senin, 16 Maret 2015

wawancara

  • Pengertian Wawancara
Wawancara merupakan percakapan antara dua orang ata lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara dengan tujuan untuk mendapatkan informasi di mana sang pewawancara melontarkan beberapa pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai.

  • Unsur-Unsur Wawancara
1. Narasumber
2. Pewawancara
3. Pertanyaan 
4. Meggunakan rumus 5W + 1 H untuk membuat daftar pertanyaan
5. Menentukan jadwal pelaksanaan wawancara
6. Membuat janji dengan narasumber
7. Menentukan lokasi wawancara
8. Datang tepat waktu
9. Bisa mengarahkan wawancara jika narasumber terlalu melenceng dari topik
10. Dapat membuat laporan wawancara

  • Langkah-Langkah Melakukan Wawancara
1.Menetapkan tujuan wawancara sebelum wawancara dilakukan. Penetapan tujuan ini dilakukan agar 
   pertanyaan yang diajukan kepada narasumber bisa terarah pada informasi yang dibutuhkan 
   sehingga wawancara akan berhasil.

2. Menyiapkan daftar pertanyaan
   wawancara adalah proses dialog antara seseorang yang mencari informasi dengan orang yang dapat   memberikan informasi. Dialog ini terjadi karena adanya pertanyaan yang diajukan oleh sang               pewawancara dan jawaban dari narasumber. Berikut daftar petunjuk penyusun wawancara:
  a. pertanyaan disusun berdaarkan tujuan
  b. diusahakan setiap pertanyaan untuk menggali informasi
  c. kalimat untuk pertanyaan disusun secara singkat dan jelas
  d. daftar pertanyaan dirundingkan dengan orang yang lebih mengerti

3. Melakukan wawancara
    proses wawancara dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu:
    a. Pendahuluan
       Pewawancara membuat janji dulu dengan narasumber, dan jangan lupa sampaikan tujuan 
       wawancara anda.
   b. Pembukaan
       Awalilah dengan pembicaraan yang ringan seperti menayakan kabar narasumber.
   c. Inti
      Ajukan pertanyaa scara urut, singkat, dan jelas. Lakukan perekaman selain pencatatan. 
      Hindarilah pertanyaan yang bersifat mengintrogasi atau memojokan narasumber.
  d. Penutupan
      Akhiri wawancara dengan kesan yang baik dan menyenangkan. Jangan lupa ucapkan terima
      kasih atas waktu dan kesediaan narasumber untuk diwawancarai.

4. Melaporkan hasil wawancara
   Hasil wawancar ditulis dalam bentuk laporan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam 
   menyusun laporan:
   a. perhatikan kaidah penulisan laporan.
   b. hasil wawancara asli, jangan ditambahkan pendapat sendiri.
   c. pilih data yang sesuai dengan permasalahan.
   d. jaga nama baik narasumber. 

  • Contoh Hasil Wawancara
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerka Serikat (AS) bakal terkena tekanan jelang
kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS, The Federal Reserve ( The Fed ) yang diperkirakan
akan dilakukan pada September 2015.
Ekonom Standard Chartered ( Stanchart ) Bank Indonesia Eric Sugandhi menyebutkan, posisi 
rupiah akan berada pada level Rp. 13.200 menjelang diumumkannya suku bunga AS tersebut.

"(Dolar terhadap) Rupiah bisa ke level Rp 13.200 jelang Fed naikkan suku bunganya, akan ada pressure rupiah," ujar usai acara Global Research Briefing 2015 di Hotel JW Marriot, Mega Kuningan, Jakarta, Senin (26/1/2015).

Dia menjelaskan, rupiah akan membaik saat bank sentral AS menunda kebijakanya untuk menaikaan suku bunga acuannya. Diperkirakan, posisi dolar AS ada di level Rp 12.000-12.500 sepanjang 2015.

Di tempat yang sama, Ekonom Senior Stanchart Bank Indonesia Fauzi Ichsan menyebutkan, di semester I-2015, kondisi rupiah dimunginkan melemah hingga dolar menembus Rp 13.000.

"Tapi prekdisi ini dibuat sebelum ECB melakukan QE, jadi diluncurkannya ECB ini mengubah prekdisi. Di semester dua, rupiah bisa meguat ke Rp 12.200-12.500 meski di semester pertama masih bisa melemah. Penguatannya karena defisit transaksi berjalan mulai mengecil, kekhawatiran atas prospek kenaikan suku bunga AS lebih besar dibanding setelah Fed Fund Rate naik," pungkasnya. ( Dikutip Detik Finance).

  • Kesimpulan Wawancara
Nilai  tukar rupiah yang semakin melemah terhadap dolar AS karena kenaikan suku bunga yang ditetapkan oleh bank sentral AS yang mencapai Rp 13.200 , yang dimana berdampak besar pada pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Seperti naiknya harga kebutuhan pokok masyarakat. Hal ini merupakan tindakan yang harus segera ditindak lanjuti pemerintah karena berakibat fatal pada perekonomian di Indonesia apabila terjadi terus-menerus.

  • Sikap-Sikap Yang Harus Dimiliki Pewawancara
1. Netral: Pewawancara tidak berkomentar untuk tidak setuju terhadap informasi yang diutarakan 
                oleh responden karena tugasnya adalah merekam seluruh keterangan dari responden, baik
                yang menyenangkan atau tidak.
2. Ramah: Pewawancara menciptakan suasana yang mampu menarik minat si responden
3. Adil: Pewawancara harus bisa memperlakukan semua responden dengan sama. Pewawancara 
             harus tetap hormat dan sopan kepada semua responden.
4. Hindari Ketegangan: 
    Pewawancara harus dapat menghindari ketegangan, jangan sampai responden sedang dihakimi
    atau dijuji. Kalau suasana tegang, responden berhak membatalkan pertemuan tersebut dan 
    meminta pewawancara untuk tidak menulisan hasilnya. Pewawancara harus mampu 
    mengendalikan situasi dan pembicaraan agar terarah.