Sastra Melayu Klasik adalah sastra lama yang lahir pada
masyarakat lama atau tradisional yakni suatu masyarakat yang masih sederhana
dan terikat oleh adat istiadat.
Sifat Sastra Melayu Klasik :
Komunal, milik bersama
Anonim, umumnya tidak diketahui pengarangnya
Kurang dinamis, perubahannya sangat lamban jika dilihat dari
sudut pandang masyarakat sekarang.
Kurang rasional, kejadian-kejadian yang digambarkan tidak
masuk akal.
Istana Sentris, isi ceritanya berkisar pada kehidupan
keluarga lingkungan istana.
Didaktis, memberikan pendidikan kepada pembaca baik secara
moral maupun religius.
Simbolis, cerita yang disajikan dalam bentuk perlambang.
Tradisional, mempertahankan kebiasaan atau adat istiadat
Klasik imitatif, kebiasaan tiru-meniru yang turun-menurun.
Universal, dapat berlaku dimana saja, kapan saja, siapa
saja.
Unsur-unsur Intrinsik Dalam Sastra Klasik Melayu
Sastra Kelasik Melayu memiliki unsur-unsur intrinsik yaitu
Tema, Alur, Latar, Penokohan/Perwatakan dan Amanat.
Karakteristik atau Ciri-ciri Khusus Sastra Klasik Melayu
Dimulai dengan menceritakan asal-muasal tokoh utama.
Tokoh utama hidup ditengah-tengah rakyat atau merakyat.
Diceritakan secara lisan dari mulut ke mulut.
Tidak diketahui tahun awal munculnya cerita.
Tidak diketahui siapa pengarangnya.
Umumnya dimulai dengan kata-kata "hatta, syahdan,
arkian, alkisah, atau sebermula".
Sangat kental dengan pengaruh Islam.
Jenis-jenis Satra Klasik Melayu
FABEL
Fabel adalah suatu cerita atau dongeng yang pelakunya
binatang yang berprilaku seperti manusia.
Contoh: Dongeng Si Kancil Mencuri Ketimun
Pada saat itu disebuah hutan dekat pemukiman hidup se ekor
hewan bernama kancil, dia adalah se ekor hewan yang cerdik, pintar dan cerdas,
namun karena cuaca sangat cerah, angin berhembus sepoi-sepoi dan alunan ranting
dan dedaunan membuat si kancil menjadi ngantuk dan tertidur pulas. pada
beberapa saat kemudian ada suara hewan yang ramai berlari-larian dan ber
teriak-teriak sehingga membangunkan si kancil.
"Ayo cepat lari.... selamatkan dirimu ada bencana
datang...!!!!" suara hewan lain berteriak-teriak panik, si kancilpun
kaget, kancil mendengar suara itu semakin lama semakin mendekat kearah kancil
dan kemudian kancil melihat se ekor kambing dan bertanya kancil pada si kambing
"hae kambing... ada apa kamu berlari-larian seperti itu?" jawab
kambing "ada kebakaran hutan cil... ayo cepat lari mencari tempat yang
aman".
Kancil pun tanpa berfikir panjang terus berlari dengan
kencang dan mendahului rombongan hewan yang ber lari lebih dulu. Setelah
berlari dengan kencang, perasaan kancil tidak enak dan berhenti sejenak lalu
berkata "Lho... dimana hewan-hewan yang lain..??" ternyata kancil
sudah berlari sangat jauh dan terjauh dari musibah dan sampai pada suatu daerah
yang tidak dikenal oleh kancil "wah... aku sekarang ada di daerah mana
ya... aku kok gak kenal daerah ini... " dengan wajah lesu dan nafas ter
engah-engah akhirnya kancil beristirahat. setelah hilang rasa capeknya, kancil
berjalan-jalan untuk melihat situasi di sekeliling daerah yang baru di kenalnya
itu.
Tak lama kemudian terdengar "krucuk... krucuk...
krucuk..." dan kancil pun berhenti dan mendengarkan dengan teliti,
ternyata suara itu berasal dari perut sikancil. si kancil bingung "ow..
ternyata itu suara dari perutku, wah.. aku harus nyari makan nih..." si
kancil pun berusaha untuk mencari makan, dan akhirnya si kancil tiba di sebuah
pinggir hutan.
Di pinggir hutan itu mata kancil melotot sambil berkata
dalam hati "wow...!!!!!" ternyata kancil melihat sebuah ladang dengan
tanama sayur mayur yang hijau dan segar. Segera kancil mendekat kesebuah ladang
itu, semakin mendekat kancil melihat ada sebuah tanaman kesukaanya yaitu
mentimun, "Wah.. pucuk di cinta ulam pun tiba.." berkata kancil dalam
hati. Dengan muka lesu dan perut keroncongan kancil pun segera mengambil
makanan kesukaanya , "Huh.... Enak....!!!" kata kancil sambil
mengelus perutnya yang kenyang.
LEGENDA
Legenda adalah cerita yang dikaitkan dengan kepercayaan
suatu daerah tentang asal muasal terjadinya sesuatu.
Contoh: Di wilayah Sumatera hiduplah seorang petani yang
sangat rajin bekerja. Ia hidup sendiri sebatang kara. Setiap hari ia bekerja
menggarap lading dan mencari ikan dengan tidak mengenal lelah. Hal ini
dilakukannya untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
Pada suatu hari petani tersebut pergi ke sungai di dekat
tempat tinggalnya, ia bermaksud mencari ikan untuk lauknya hari ini. Dengan
hanya berbekal sebuah kail, umpan dan tempat ikan, ia pun langsung menuju ke
sungai. Setelah sesampainya di sungai, petani tersebut langsung melemparkan
kailnya. Sambil menunggu kailnya dimakan ikan, petani tersebut berdoa,“Ya
Alloh, semoga aku dapat ikan banyak hari ini”. Beberapa saat setelah berdoa,
kail yang dilemparkannya tadi nampak bergoyang-goyang. Ia segera menarik
kailnya. Petani tersebut sangat senang sekali, karena ikan yang didapatkannya
sangat besar dan cantik sekali.
Setelah beberapa saat memandangi ikan hasil tangkapannya,
petani itu sangat terkejut. Ternyata ikan yang ditangkapnya itu bisa berbicara.
“Tolong aku jangan dimakan Pak!! Biarkan aku hidup”, teriak ikan itu. Tanpa
banyak Tanya, ikan tangkapannya itu langsung dikembalikan ke dalam air lagi.
Setelah mengembalikan ikan ke dalam air, petani itu bertambah terkejut, karena
tiba-tiba ikan tersebut berubah menjadi seorang wanita yang sangat cantik.
“Jangan takut Pak, aku tidak akan menyakiti kamu”, kata si
ikan. “Siapakah kamu ini? Bukankah kamu seekor ikan?, Tanya petani itu. “Aku
adalah seorang putri yang dikutuk, karena melanggar aturan kerajaan”, jawab
wanita itu. “Terimakasih engkau sudah membebaskan aku dari kutukan itu, dan
sebagai imbalannya aku bersedia kau jadikan istri”, kata wanita itu. Petani
itupun setuju. Maka jadilah mereka sebagai suami istri. Namun, ada satu janji
yang telah disepakati, yaitu mereka tidak boleh menceritakan bahwa asal-usul
Puteri dari seekor ikan. Jika janji itu dilanggar maka akan terjadi petaka
dahsyat.
Setelah beberapa lama mereka menikah, akhirnya kebahagiaan Petani dan istrinya bertambah,
karena istri Petani melahirkan seorang bayi laki-laki. Anak mereka tumbuh
menjadi anak yang sangat tampan dan kuat, tetapi ada kebiasaan yang membuat
heran semua orang. Anak tersebut selalu merasa lapar, dan tidak pernah merasa
kenyang. Semua jatah makanan dilahapnya tanpa sisa.
Hingga suatu hari anak petani tersebut mendapat tugas dari
ibunya untuk mengantarkan makanan dan minuman ke sawah di mana ayahnya sedang
bekerja. Tetapi tugasnya tidak dipenuhinya. Semua makanan yang seharusnya untuk
ayahnya dilahap habis, dan setelah itu dia tertidur di sebuah gubug. Pak tani
menunggu kedatangan anaknya, sambil menahan haus dan lapar. Karena tidak tahan
menahan lapar, maka ia langsung pulang ke rumah. Di tengah perjalanan pulang,
pak tani melihat anaknya sedang tidur di gubug. Petani tersebut langsung
membangunkannya. “Hey, bangun!, teriak petani itu.
Setelah anaknya terbangun, petani itu langsung menanyakan
makanannya. “Mana makanan buat ayah?”, Tanya petani. “Sudah habis kumakan”,
jawab si anak. Dengan nada tinggi petani itu langsung memarahi anaknya.
"Anak tidak tau diuntung ! Tak tahu diri! Dasar anak ikan!," umpat si
Petani tanpa sadar telah mengucapkan kata pantangan dari istrinya.
Setelah petani mengucapkan kata-kata tersebut, seketika itu
juga anak dan istrinya hilang lenyap tanpa bekas dan jejak. Dari bekas injakan
kakinya, tiba-tiba menyemburlah air yang sangat deras. Air meluap sangat tinggi
dan luas sehingga membentuk sebuah telaga. Dan akhirnya membentuk sebuah danau.
Danau itu akhirnya dikenal dengan nama Danau Toba.
MITE
Mite adalah cerita yang mempunyai latar belakang sejarah,
dipercayai oleh masyarakat sebagai cerita yang benar-benar terjadi, dianggap
suci, banyak mengandung hal-hal yang ajaib, dan umumnya ditokohi oleh dewa.
Contoh: Di suatu
masa, hiduplah seorang putri cantik bernama Kadita. Karena kecantikannya, ia
pun dipanggil Dewi Srengenge yang berarti matahari yang indah. Dewi Srengenge
adalah anak dari Raja Munding Wangi. Meskipun sang raja mempunyai seorang putri
yang cantik, ia selalu bersedih karena sebenarnya ia selalu berharap mempunyai
anak laki-laki. Raja pun kemudian menikah dengan Dewi Mutiara, dan mendapatkan
putra dari perkimpoian tersebut. Maka, bahagialah sang raja.
Dewi Mutiara ingin agar kelak putranya itu menjadi raja, dan
ia pun berusaha agar keinginannya itu terwujud. Kemudian Dewi Mutiara datang
menghadap raja, dan meminta agar sang raja menyuruh putrinya pergi dari istana.
Sudah tentu raja menolak. “Sangat menggelikan. Saya tidak akan membiarkan
siapapun yang ingin bertindak kasar pada putriku”, kata Raja Munding Wangi.
Mendengar jawaban itu, Dewi Mutiara pun tersenyum dan berkata manis sampai raja
tidak marah lagi kepadanya. Tapi walaupun demikian, dia tetap berniat
mewujudkan keinginannya itu.
Pada pagi harinya, sebelum matahari terbit, Dewi Mutiara
mengutus pembantunya untuk memanggil seorang dukun. Dia ingin sang dukun
mengutuk Kadita, anak tirinya. “Aku ingin tubuhnya yang cantik penuh dengan
kudis dan gatal-gatal. Bila engkau berhasil, maka aku akan memberikan suatu
imbalan yang tak pernah kau bayangkan sebelumnya.” Sang dukun menuruti perintah
sang ratu. Pada malam harinya, tubuh Kadita telah dipenuhi dengan kudis dan gatal-gatal.
Ketika dia terbangun, dia menyadari tubuhnya berbau busuk dan dipenuhi dengan
bisul. Puteri yang cantik itu pun menangis dan tak tahu harus berbuat apa. Ketika
Raja mendengar kabar itu, beliau menjadi sangat sedih dan mengundang banyak
tabib untuk menyembuhkan penyakit putrinya. Beliau sadar bahwa penyakit
putrinya itu tidak wajar, seseorang pasti telah mengutuk atau
mengguna-gunainya. Masalah pun menjadi semakin rumit ketika Ratu Dewi Mutiara
memaksanya untuk mengusir puterinya. “Puterimu akan mendatangkan kesialan bagi
seluruh negeri,” kata Dewi Mutiara. Karena Raja tidak menginginkan puterinya
menjadi gunjingan di seluruh negeri, akhirnya beliau terpaksa menyetujui usul
Ratu Mutiara untuk mengirim putrinya ke luar dari negeri itu.
Puteri yang malang itu pun pergi sendirian, tanpa tahu
kemana harus pergi. Dia hampir tidak dapat menangis lagi. Dia memang memiliki
hati yang mulia. Dia tidak menyimpan dendam kepada ibu tirinya, malahan ia
selalu meminta agar Tuhan mendampinginya dalam menanggung penderitaan..
Hampir tujuh hari dan tujuh malam dia berjalan sampai
akhirnya tiba di Samudera Selatan. Dia memandang samudera itu. Airnya bersih
dan jernih, tidak seperti samudera lainnya yang airnya biru atau hijau. Dia
melompat ke dalam air dan berenang. Tiba-tiba, ketika air Samudera Selatan itu
menyentuh kulitnya, mukjizat terjadi. Bisulnya lenyap dan tak ada tanda-tanda
bahwa dia pernah kudisan atau gatal-gatal. Malahan, dia menjadi lebih cantik
daripada sebelumnya. Bukan hanya itu, kini dia memiliki kuasa untuk memerintah
seisi Samudera Selatan. Kini ia menjadi seorang peri yang disebut Nyi Roro
Kidul atau Ratu Pantai Samudera Selatan yang hidup selamanya.
SAGE
Sage adalah cerita yang mengandung sejarah, tetapi juga
tidak terlepas dari fantasi dan imajinasi agar lebih menarik.
Contoh:
Suatu saat, hiduplah seorang panglima perang bernama Wire.
Ia tinggal di desa Kramuderu. Ia mempunyai seorang anak laki-laki bernama
Caadara.
Sejak kecil Caadara dilatih ilmu perang dan bela diri oleh
ayahnya. Wire berharap, kelak anaknya bisa menggantikannya sebagai panglima
perang yang tangguh.
Tahun berganti. Caadara tumbuh menjadi pemuda yang gagah.
Caadara juga tangkas dan cakap. Wire ingin menguji kemampuan anaknya. Karena itulah
ia menyuruh pemuda itu berburu di hutan.
Caadara mengumpulkan teman-temannya. Lalu mereka berangkat
berburu. Mereka berjalan melewati jalan setapak dan semak belukar. Di hutan
mereka menemui banyak binatang. Mereka berhasil menombak beberapa binatang.
Dari hari pertama sampai hari keenam, tak ada rintangan yang
berarti untuk Caadara dan anak buahnya. Tapi esok harinya mereka melihat anjing
pemburu. Kedatangan anjing itu menandakan bahaya yang akan mengancam.
Caadara dan anak buahnya segera siaga. Mereka menyiapkan
busur, anak panah, kayu pemukul, dan beberapa peralatan perang. Mereka waspada.
Tiba-tiba terdengar pekikan keras. Sungguh menakutkan! Anak
buah Caadara ketakutan. Tapi Caadara segera menyuruh mereka membuat benteng
pertahanan. Mereka menuju tanah lapang berumput tinggi. Tempat itu penuh semak
belukar. Di sana mereka membangun benteng untuk menangkis serangan musuh.
Tiba-tiba muncullah 50 orang suku Kuala. Mereka berteriak
dan menyerang Caadara dan anak buahnya. Tongkat dan tombak saling beradu.
Sungguh pertempuran yang seru. Caadara tidak gentar. Ia memimpin pertempuran
dengan semangat tinggi. Padahal jumlah anak buahnya tak sebanding dengan jumlah
musuh.
Caadara berhasil merobohkan banyak musuh. Sedangkan musuh
yang tersisa melarikan diri.
Betapa kagumnya teman-teman Caadara melihat anak panglima
perang Wire. Mereka segan dan kagum padanya. Mereka pulang sambil
mengelu-elukan Caadara.
Kampung gempar dibuatnya. Wire sungguh bangga. Ia juga
terharu sehingga berlinang air mata. Tak sia-sia latihan yang diberikan pada
Caadara.
Kampung gempar mendengarnya. Ayahnya terharu dan berlinang
air mata. Pesta malam hari pun diadakan. Persiapan menyerang suku Kuala pun
diadakan, karena mereka telah menyerang Caadara.
Esok harinya, Caadara diberi anugerah berupa kalung gigi
binatang, bulu kasuari yang dirangkai indah, dengan bulu cendrawasih di
tengahnya.
Kemudian masyarakat desa mempelajari Caadara Ura, yaitu
taktik perang Caadara. Taktik itu berupa melempar senjata, berlari, menyerbu
dengan senjata, seni silat jarak dekat, dan cara menahan lemparan kayu. Nama
Caadara kemudian tetap harum. Ia dikenal sebagai pahlawan dari desa itu.
HIKAYAT
Hikayat adalah cerita yang sumbernya berasal dari
kisah-kisah kehidupan raja atau dewa.
Contoh: Si Miskin
“SI MISKIN”
Karena sumpah Batara Indera, seorang raja keinderaan beserta
permaisurinya bibuang dari keinderaan sehingga sengsara hidupnya. Itulah
sebabnya kemudian ia dikenal sebagai si Miskin.
Si Miskin laki-bini dengan rupa kainnya seperti dimamah
anjing itu berjalan mencari rezeki berkeliling di Negeri Antah Berantah di
bawah pemerintahan Maharaja Indera Dewa. Ke mana mereka pergi selalu diburu dan
diusir oleh penduduk secara beramai-ramai dengan disertai penganiayaan sehingga
bengkak-bengkak dan berdarah-darah tubuhnya. Sepanjang perjalanan menangislah
si Miskin berdua itu dengan sangat lapar dan dahaganya. Waktu malam tidur di
hutan, siangnya berjalan mencari rezeki. Demikian seterusnya.
Ketika isterinya mengandung tiga bulan, ia menginginkan
makan mangga yang ada di taman raja. Si Miskin menyatakan keberatannya untuk
menuruti keinginan isterinya itu, tetapi istri itu makin menjadi-jadi
menangisnya. Maka berkatalah si Miskin, “Diamlah. Tuan jangan menangis. Biar
Kakanda pergi mencari buah mempelam itu. Jikalau dapat, Kakanda berikan kepada
tuan.”
Si Miskin pergi ke pasar, pulangnya membawa mempelam dan
makanan-makanan yang lain. Setelah ditolak oleh isterinya, dengan hati yang
sebal dan penuh ketakutan, pergilah si Miskin menghadap raja memohon mempelam.
Setelah diperolehnya setangkai mangga, pulanglah ia segera. Isterinya menyambut
dengan tertawa-tawa dan terus dimakannya mangga itu.
Setelah genap bulannya kandunga itu, lahirlah anaknya yang
pertama laki-laki bernama Marakarmah (=anak di dalam kesukaran) dan diasuhnya
dengan penuh kasih sayang.
Ketika menggali tanah untuk keperluan membuat teratak
sebagai tempat tinggal, didapatnya sebuah tajau yang penuh berisi emas yang
tidak akan habis untuk berbelanja sampai kepada anak cucunya. Dengan takdir
Allah terdirilah di situ sebuah kerajaan yang komplet perlengkapannya.
Si Miskin lalu berganti nama Maharaja Indera Angkasa dan
isterinya bernama Tuan Puteri Ratna Dewi. Negerinya diberi nama Puspa Sari.
Tidak lama kemudian, lahirlah anaknya yang kedua, perempuan, bernama Nila
Kesuma.
Maharaja Indera Angkasa terlalu adil dan pemurah sehingga
memasyurkan kerajaan Puspa Sari dan menjadikan iri hati bagi Maharaja Indera
Dewa di negeri Antah Berantah.
Ketika Maharaja Indera Angkasa akan mengetahui pertunangan
putra-putrinya, dicarinya ahli-ahli nujum dari Negeri Antah Berantah.
Atas bujukan jahat dari raja Antah Berantah, oleh para ahli
nujum itu dikatakan bahwa Marakarmah dan Nila Kesuma itu kelak hanyalah akan
mendatangkan celaka saja bagi orangtuanya.
Ramalan palsu para ahli nujum itu menyedihkan hati Maharaja
Indera Angkasa. Maka, dengan hati yang berat dan amat terharu disuruhnya pergi
selama-lamanya putra-putrinya itu.
Tidak lama kemudian sepeninggal putra-putrinya itu, Negeri
Puspa Sari musnah terbakar.
Sesampai di tengah hutan, Marakarmah dan Nila Kesuma
berlindung di bawah pohon beringin. Ditangkapnya seekor burung untuk dimakan.
Waktu mencari api ke kampung, karena disangka mencuri, Marakarmah dipukuli
orang banyak, kemudian dilemparkan ke laut. Nila Kesuma ditemu oleh Raja
Mengindera Sari, putera mahkota dari Palinggam Cahaya, yang pada akhirnya
menjadi isteri putera mahkota itu dan bernama Mayang Mengurai.
Akan nasib Marakarmah di lautan, teruslah dia hanyut dan
akhirnya terdampar di pangkalan raksasa yang menawan Cahaya Chairani (anak raja
Cina) yang setelah gemuk akan dimakan. Waktu Cahaya Chairani berjalan–jalan di
tepi pantai, dijumpainya Marakarmah dalam keadaan terikat tubuhnya. Dilepaskan
tali-tali dan diajaknya pulang. Marakarmah dan Cahaya Chairani berusaha lari
dari tempat raksasa dengan menumpang sebuah kapal. Timbul birahi nahkoda kapal
itu kepada Cahaya Chairani, maka didorongnya Marakarmah ke laut, yang
seterusnya ditelan oleh ikan nun yang membuntuti kapal itu menuju ke Palinggam
Cahaya. Kemudian, ikan nun terdampar di dekat rumah Nenek Kebayan yang kemudian
terus membelah perut ikan nun itu dengan daun padi karena mendapat petunjuk
dari burung Rajawali, sampai Marakarmah dapat keluar dengan tak bercela.
Kemudian, Marakarmah menjadi anak angkat Nenek Kebayan yang
kehidupannya berjual bunga. Marakarmah selalu menolak menggubah bunga.
Alasannya, gubahan bunga Marakarmah dikenal oleh Cahaya Chairani, yang menjadi
sebab dapat bertemu kembali antara suami-isteri itu.
Karena cerita Nenek Kebayan mengenai putera Raja Mangindera
Sari menemukan seorang puteri di bawah pohon beringin yang sedang menangkap
burung, tahulah Marakarmah bahwa puteri tersebut adiknya sendiri, maka
ditemuinyalah. Nahkoda kapal yang jahat itu dibunuhnya.
Selanjutnya, Marakarmah mencari ayah bundanya yang telah
jatuh miskin kembali. Dengan kesaktiannya diciptakannya kembali Kerajaan Puspa
Sari dengan segala perlengkapannya seperti dahulu kala.
Negeri Antah Berantah dikalahkan oleh Marakarmah, yang kemudian
dirajai oleh Raja Bujangga Indera (saudara Cahaya Chairani).
Akhirnya, Marakarmah pergi ke negeri mertuanya yang bernama
Maharaja Malai Kisna di Mercu Indera dan menggantikan mertuanya itu menjadi
Sultan Mangindera Sari menjadi raja di Palinggam Cahaya.
CERITA JENAKA
Cerita J Pada suatu hari, seorang pengusaha membawa
istrinya, bayi mereka yang baru lahir dan perawat dari rumah sakit di mobil
Mercedes baru mereka.
Nasib naas, mobil mogok di atas rel dan mereka bisa
mendengar klakson kereta berbunyi di kejauhan. Sekarang, pria ini lebih suka
mempertaruhkan nyawanya daripada mengakui bahwa ia tidak bisa menangani
masalah.
Dia melihat jam tangannya dan berkata dengan tenang,
"Sekarang pukul 16:05 dan kereta datang tepat waktu.."
"Bayi kita!" Teriak istrinya. "Ayo
keluar!"
Suaminya menjawab sambil membentak, "Apa??! Dan
meninggalkan Mercy seharga 1 milyar tanpa asuransi di atas rel??! Jika kalian
mau tetap duduk, aku akan mencoba menstarter mobil ini.."
Tapi tak seorang pun duduk, dan kereta mulai terlihat. Semua
orang meninggalkan mobil kecuali pengusaha itu. Dia bersandar ke luar jendela
dan berteriak kepada istrinya,
"Hei Sayang. Apabila nanti aku terbunuh, kunci lemari
besi ada di balik buku Shakespeare dalam ruang kerjaku..."
Masinis, melihat mobil itu dari kejauhan, mencoba mengerem
dan berhasil menghentikan kereta 2 meter dari mobil.
"Sialan!" gerutu pengusaha itu, "Sekarang aku
harus menemukan tempat persembunyian baru untuk kunci lemari besi!"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar